HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA DENGAN ASIA-PACIFIC
ECONOMIC COOPERATION (APEC)
Oleh: VIVI ALVITUR ROHMAH (HES 4-B)
Sesuai dengan Pasal 57 didalam UU RI No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dituliskan bahwa Bank Indonesia bisa
melakukan kerjasama dengan Bank Sentral lainnya, organisasi, dan Lembaga
Internasional[1]
dengan lingkup Bilateral, Multilateral, Regional, Antar Benua, Internasional,
maupun kepentingan tertentu yang sesuai dengan tugas yang diembannya. Hubungan
tersebut diperlukan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank
Indonesia maupun pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter, maupun
perbankan.[2]
Bentuk hubungan kerjasama BI dengan lembaga
internasional meliputi kerjasama atas nama BI dengan Bank Sentral negara lain
untuk menjalankan tugas-tugasnya (seperti: SEACEN Centre, SEANZA, EMEAP,
ACBF, dan BIS), serta kerjasama yang dilakukan BI atas nama Negara
Republik Indonesia sebagai anggota (seperti: ASEAN, ASEAN+3, APEC, MFG, ASEM,
IDB, IMF, IBRD, IDA, IFC, MIGA, WTO, G20, G15, G24).
Selain itu, Bank Indonesia dalam melakukan
kerjasama dengan lembaga internasional memiliki beberapa bidang[3], antara
lain:
· Intervensi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing.
· Penyelesaian transaksi lintas negara.
· Hubungan korespondensi
· Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas
selaku Bank Sentral.
· Pelatihan/penelitian dibidang moneter dan sistem pembayaran.
Untuk mengetahui secara lebih jelas, dibawah ini akan dibahas mengenai
hubungan kerjasama Indonesia dengan APEC.
A. Sejarah Singkat APEC
Asia-Pacific Economic Coorperation atau Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik yang
lebih dikenal dengan APEC merupakan forum ekonomi lingkar pasifik yang
bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mempererat komunitas, dan
mendorong perdagangan bebas diseluruh kawasan Asia-Pasifik yang didirikan pada
tanggal Januari 1989 oleh Perdana Menteri Australia, yaitu Bob Hawke. Pada saat
itu, diadakan pertemuan pertama APEC di Ibukota Australia, Canberra yang
diketuai oleh Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans, dan dihadiri oleh
Menteri dari 12 Negara, yang kemudian mengeluarkan kesepakatan untuk mengadakan
pertemuan tahunan guna demi masa depan di Singapura dan Korea Selatan.[4]
Pertemuan pertama Rapat Ekonomi Pemimpin APEC diadakan pada tahun 1993 dan
dirikan pusat Sekretariat APEC di Singapura untuk mengkoordinasi kegiatan dari
organisasi tersebut. Dalam pertemuan tahun 1994 di Bogor, Indonesia, para
pemimpin APEC mengadopsi Bogor Goals dengan tujuan untuk mendorong perdagangan
dan investasi terbuka di Asia-Pasifik yang dimulai pada tahun 2010 untuk
ekonomi industri dan tahun 2020 untuk ekonomi berkembang.[5]
Kemudian pada tahun 1995, APEC mendirikan Badan Konsulat Bisnis yang diberi
nama APEC Business Advisory Council (ABAC). Selanjutnya pada bulan April
2001, APEC bekerjasama dengan lima organisasi internasional lainnya, seperti
Eurostat, IEA, OLADE, OPEC, dan UNSD. Selain itu, APEC juga memiliki tiga
pengamat (observer), yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Coorperation
Council (PECC), dan Pacific Islands Forum (PIF) Secretariat.
Selain itu, kerjasama APEC dibangun berdasarkan beberapa prinsip,
diantaranya:
1. Consensus, semua keputusan dalam APEC harus disepakati oleh semua anggota dan memiliki
manfaat.
2. Voluntary and non-binding, semua kesepakatan dalam forum APEC dilakukan secara
sukarela dan tidak mengikat.
3. Concerted Unilateralism, pelaksanaan keputusan dilakukan bersama-sama sesuai
dengan kemampuan tiap ekonomi dan tanpa syarat resiprositas.
4. Differentiated time frame, setiap ekonomi maju diharapkan melakukan liberalisasi
terlebih dahulu.[6]
APEC Juga memiliki fokus dalam bidang utama, antara lain:
1. Liberalisasi Perdagangan dan Investasi, untuk mengurangi tarif dan menghapus
hambatan lain untuk mewujudkan perdagangan bebas.
2. Fasilitasi Bisnis, untuk memfasilitasi interaksi bisnis antara
negara-negara anggota dengan mengurangi biaya bisnis, berbagai informasi
perdagangan, dan meningkatkan hubungan importir dan eksportir.
3. Kerjasama Ekonomi dan Teknik (ECOTECH), untuk meningkatkan pelatihan dan pendidikan
dalam perdagangan internasional.
B. Keanggotaan APEC
Saat ini, APEC memiliki anggota sebanyak 22 anggota. Kriteria keanggotaan
APEC yaitu setiap anggota adalah lebih kepada ekonomi terpisah, dibandingkan
dengan negara terpisah. Berikut adalah 22 negara yang menjadi anggota APEC[7]:
NAMA ANGGOTA
|
TAHUN DITERIMA
|
Australia
|
6-7 November
1989
|
Brunei Darussalam
|
6-7 November 1989
|
Kanada
|
6-7 November
1989
|
Indonesia
|
6-7 November 1989
|
Jepang
|
6-7 November
1989
|
Korea Selatan
|
6-7 November 1989
|
Malaysia
|
6-7 November
1989
|
Selandia Baru
|
6-7 November 1989
|
Filiphina
|
6-7 November
1989
|
Singapura
|
6-7 November 1989
|
Thailand
|
6-7 November
1989
|
Amerika
Serikat
|
6-7 November 1989
|
Republik
Tiongkok
|
12-14
November 1991
|
Hongkong
|
12-14 November 1991
|
RRC
|
12-14
November 1991
|
Meksiko
|
17-19 November 1993
|
Papua Nugini
|
17-19 November
1993
|
Chili
|
11-12 November 1994
|
Peru
|
14-15 November
1998
|
Rusia
|
14-15 November 1998
|
Vietnam
|
14-15 November
1998
|
Mongolia
|
2013
|
C. Peran Indonesia Dalam APEC
Indonesia berperan dalam pendirian APEC dan hadir pada konferensi tingkat
menteri di Canberra 1989 dan Indonesia juga menikmati hasil nyata dari forum
kerjasama ekonomi tersebut. Jumlah impor Indonesia sebesar 63,6% dari total
impor Indonesia, sedangkan jumlah ekspor Indonesia mencapai 61% dari total
ekspor Indonesia. Selain itu, 50% sumber investasi asing langsung berasal dari
kerjasama Indonesia dengan negara anggota-anggota APEC.[8] Koordinator
nasional Indonesia untuk APEC berada dibawah tanggungjawab Kementerian Luar Negeri.
Untuk mendukung partisipasi aktif Indonesia diberbagai fora dan subfora APEC,
berbagai Kementerian terlibat aktif dan berkontribusi sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing, seperti:
1. Kementerian Perdagangandi Committee on Trade and Investment (CTI).
2. Kementerian Koordinator bidang Perekonomian di Economic Committe
(EC).
3. Kementerian PPN/Bappenas di SOM Steering Committee on Economic and
Technical Cooperation (SCE).
Indonesia pertama kali menjadi Tuan Rumah dalam KTT APEC pada tanggal 5
November 1994 di Bogor dalam rangka pertemuan pemimpin APEC. Selanjutnya pada
tahun 2012, terjadi perpindahan keketuaan APEC dari Rusia ke Indonesia,
sehingga peran Indonesia dalam kerjasama ditingkat regional maupun internasional
semakin meningkat. Adapun peran Indonesia dalam APEC ialah ikut mewujudkan
ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, dan bebas,
serta saling membantu tanpa membedakan tingkat kemajuan bangsa. Puncak peningkatan
tersebut dapat dilihat ketika KTT APEC 2013 yang dilaksanakan di Bali, dengan
tema “Membangun Daya Tahan Terhadap Krisis”, baik yang terjadi dikawasan
Asia-Pasifik maupun krisis yang diakibatkan kawasan lain. Kepemimpinan Indonesia
telah dimanfaatkan untuk mewujudkan kawasan Asia-Pasifik yang lebih tangguh, berketahanan,
dan cepat pulih ditengah krisis ekonomi, sehingga dapat berperan sebagai
lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia.
D. Peran APEC Bagi Indonesia dan Kawasan
Tidak hanya Indonesia saja yang memiliki peran dalam APEC, tetapi juga
terdapat peranan dalam kerjasama APEC bagi Indonesia. Peranan tersebut antara
lain:
1. Sebagai sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling
menguntungkan dengan Negara/Ekonomi mitra strategis Indonesia dikawasan.
2. Sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia melalui
proyek-proyek pelatihan teknis.
3. Sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka bagi Indonesia
untuk mengekspor produk unggulan Indonesia.
4. Sarana peningkatan investasi.
Selain itu, APEC juga memiliki
peranan bagi kawasan, antara lain:
1. Turut menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dikawasan melalui pertukaran
informasi kebijakan.
2. Menciptakan kondisi yang mendukung peningkatan perdagangan kawasan.
3. Sarana pembahasan isu-isu behind the border dan across the border
terkait perdagangan dan investasi.
4. Mendorong paradigma pertumbuhan yang berkualitas.[9]
DAFTAR PUSTAKA
Djumhana, Muhamad. 2012. Hukum Perbankan di
Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Gonzali, S. Djoni dan Rachmadi Usman. 2012. Hukum
Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika.
Apa Itu APEC? Fakta, Sejarah & Informasi Lainnya, www.amazine.co/24522/apa-itu-apec-fakta-sejarah-informasi-lainnya,
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pkl. 15.35 WIB.
Asia-Pacific Economic Cooperation, www.apec.org/about-apec/member-economies.aspx,
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 WIB.
Kementerian Luar Negeri Indonesia-Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/APEC.aspx,
diakses pada tanggal 29 Maret 2016 WIB.
Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik-Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedi
Bebas, https://id.m.wikipedia.org/wiki/kerja-Sama-Ekonomi-Asia-Pasifik,
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pkl. 15.30 WIB.
Lembaga Internasional-Bank Sentral Republik Indonesia, http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/hubungan-kelembagaan/internasional, diakses pada tanggal 29 Maret 2016 pkl.
20.27 WIB.
Peran Indonesia Dalam Lembaga-Lembaga Internasional | Media Belajar,
mastugino.blogspot.co.id/2013/11/peran-indonesia.html, diakses pada tanggal 30 Maret
2016 pkl. 19.00 WIB.
[1] Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di
Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2012), hlm.128.
[3] Lembaga Internasional-Bank Sentral Republik
Indonesia, http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/hubungan-kelembagaan/internasional, diakses pada tanggal 29 Maret 2016 pkl.
20.27 WIB.
[4] Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik-Wikipedia Bahasa
Indonesia, Ensiklopedi Bebas, https://id.m.wikipedia.org/wiki/kerja-Sama-Ekonomi-Asia-Pasifik,
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pkl. 15.30 WIB.
[5] Apa Itu APEC? Fakta, Sejarah & Informasi
Lainnya, www.amazine.co/24522/apa-itu-apec-fakta-sejarah-informasi-lainnya,
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pkl. 15.35 WIB.
[6] Kementerian Luar Negeri Indonesia-Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/APEC.aspx,
diakses pada tanggal 29 Maret 2016 WIB.
[7] Asia-Pacific Economic Cooperation, www.apec.org/about-apec/member-economies.aspx,
diakses pada tanggal 27 Maret 2016 WIB.
[8] Peran Indonesia Dalam Lembaga-Lembaga
Internasional | Media Belajar, mastugino.blogspot.co.id/2013/11/peran-indonesia.html,
diakses pada tanggal 30 Maret 2016 pkl. 19.00 WIB.
[9] Kementerian Luar Negeri Indonesia-Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-regional/Pages/APEC.aspx,
diakses pada tanggal 29 Maret 2016 WIB.
bagaimana dengan pelaku ukm ada yng msk ke luar negri dangan kwalitas export,sy pelaku ukm home industri bantal guling jenis micro dan hjs kwalitas export ingin dan mohon kiranya bisa tembus ke mancanegara.trima kasih
BalasHapus